Tuesday, August 21, 2012

Pencari Suaka "Bajak" Kapal Penolong

AppId is over the quota
AFP PHOTO/MV Bison/Australian Maritime Safety Authority (AMSA) Foto yang diambil kru kapal MV Bison Express, dan dirilis Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA), menunjukkan kapal kecil disesaki lebih dari 100 pencari suaka ke Australia. Kapal itu terbalik dan tenggelam di 107 mil laut utara Pulau Christmas, Australia, Rabu (27/6/2012). MV Bison Express dan dua kapal dagang lain serta dua kapal AL Australia berhasil menyelamatkan 123 penumpang.

SYDNEY, KOMPAS.com - Satu kapal yang mengangkut pencari suaka dituduh bertindak bak perompak karena memaksa kapal dagang Singapura yang menolong untuk membawa mereka ke Australia.

Kapal MV Parsifal yang berbendera Singapura itu mengevakuasi 67 pencari suaka dari sebuah kapal yang mengalami masalah di Laut Jawa, Senin (13/8/2012). Pertolongan itu merespons permintaan pertolongan yang disampaikan otoritas Australia.

MV Parsifal berniat melanjutkan perjalanan ke Singapura dengan membawa para pencari suaka, kata Menteri Dalam Negeri Australia Jason Clare. Namun orang-orang yang ditolong itu menjadi "sangat agresif" ketika mengetahui rencana itu dan mendesak kapten kapal membawa mereka ke Pulau Christmas yang merupakan wilayah Australia.

"Pemimpin kapal itu akhirnya memutuskan untuk mengubah arah kapal dan berlayar menuju Pulau Christmas," kata Clare dalam wawancara dengan radio ABC, Kamis (16/8/2012).

"Kapten kapal menghubungi Otoritas Keselamatan Maritim Australia untuk mengungkapkan maksudnya, dan dia menyatakan kekhawatirannya atas keselamatan awak kapalnya," papar Clare.

Juru bicara imigrasi dari oposisi Australia, Scott Morrison, mengatakan, kelompok pencari suaka itu harus diperiksa oleh kepolisian Australia dengan tuduhan pembajakan. Morrison menyebut tindakan mereka "sangat tidak patut".

"(Memaksa) kapal mengubah arah di bawah ancaman kekerasan, dan pergi ke arah yang berlawanan... merupakan tindakan yang tidak patut," tandas Morrison.

Menurut Clare, kelompok pencari suaka tersebut kemungkinan menjadi rombongan pertama yang dikirim ke Nauru atau Kepulauan Manus (Papua Nugini) yang terpencil di bawah kebijakan baru untuk menahan para pencari suaka.

"Tingkah laku semacam itu tidak bermanfaat, karena orang-orang itu akan dikirim ke Nauru," tegasnya.

Jika lolos di Senat, RUU itu akan memungkinkan Australia mengirim para pencari suaka, yang datang dengan kapal, ke tempat-tempat terpencil di Pasifik untuk diproses dengan penahanan tanpa ada batasan waktu.

Canberra berharap pendekatan itu akan menurunkan intensitas kedatangan kapal-kapal penyelundup manusia dari Indonesia dan Srilanka.

No comments:

Post a Comment