Thursday, August 30, 2012

Rusia Kecam Penyelundupan Senjata ke Suriah

IP is over the quota
AFP PHOTO/BULENT KILI Antrean panjang untuk membeli roti terjadi di Kota Aleppo, Suriah, pada Hari Raya Idul Fitri, Minggu (19/8/2012). Bahan makanan menjadi barang yang langka sejak di kota terbesar kedua di Suriah itu menjadi medan pertempuran bagi tentara pemerintah dengan pasukan pemberontak.

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri Suriah, Senin (20/8), menyatakan penyelundupan senjata ke Suriah dari negara ketika "tak bisa diterima".

"Moskwa berulangkali memperingatkan tentang penyelundupan senjata yang tak bisa diterima ke Suriah, dan memperingatkan mereka yang menyampaikan gagasan semacam itu tentang konsekuensi dari tindakan tersebut," kata kementerian tersebut.

Penyelundupan senjata sangat berbahaya sementara kaum fanatik dan pelaku teror internasional beroperasi di negara yang dicabik krisis itu, katanya. Kementerian tersebut juga menyatakan, oposisi Suriah menerima granat tangan, senjata anti-tank dan peralatan jinjing anti-pesawat melalui negara ketika, seperti Libya, Turki dan Lebanon, selain dukungan keuangan dari beberapa negara Teluk.

"Kami telah membahas masalah Libya di Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB, dan menyerukan penyelidikan mengenai kapal Lutfullah-2, yang membawa sejumlah senjata untuk gerilyawan Suriah," kata kementerian itu sebagaimana dikutip Xinhua.

April lalu, Angkatan Laut Lebanon menangkap kapal Lutfullah-2, kapan berbendera Sierra-Leone, yang membawa beberapa peti kemas senjata ringan, peluncur granat yang sama dengan yang digunakan oleh gerilyawan di Libya, dan banyak peledak. Semua barang itu dilaporkan ditujukan untuk gerilyawan Suriah.

No comments:

Post a Comment